Ah, persetan dengan musim flu.
Pokoknya gue dendaaam dengan sesuatu yang bernama flu! Dialah yang membuat gue ketinggalan pelajaran berhari-hari! Persetaaan!
Akh, serius, poin kehadiran gue berkurang. Nilai rapor gue jelek. Rangking gue jelek. Oh tidaak
Pokoknya gue menyatakan perang kepada flu walaupun gak tau caranya! Wiro! Wiro sablem! Uoosh!
Jadi, intinya gue mendapat beberapa-bukan, banyak masalah. Contohnya seperti harus menghadapi omelan dari guru komputer gue yang gaul itu karena eh karena gue (entah kenapa) jarang masuk pelajaran komputer, ketinggalan materi geografi en sejarah berturut-turut, dan lain-lain.
Hmm, gue baru sadar, kok gue langganan sakit di hari senin, selasa dan sabtu. Aah, padahal pelajaran paporit gue kebanyakan ada di hari" tersebut. Nangis gue.
Dan penyakitnya pun macem", dari sakit kepala tak tertahankan (eh, kayak line di iklan obat sakit kepala, ya), mual", sampe yang absurd seperti ketiduran (ini, sih, bukan penyakit, ya. Dan yang ini jarang, kok. Suer!). Pokoknya gak jelas banget.
Dan tentu saja hal ini merusak image gue sebagai murid yang rajin (ih najis. Tumben gue narsis) menjadi murid yang sering bolos. Jatoh banget.
Ya, ironis sekali, sodara".
Ehem ehem. Oke, jadi dalam beberapa hari ini para senior di sekolah gue akan menjalani try out. Dan hari ini jadwalnya adalah matematika. Ya, pelajaran yang sangat, sangat mengandalkan otak kiri.
Akhirnya anak" 9.4 pun menjalani tesnya dengan tidak begitu lancar. Guru pengawasnya telat masuk kelas, jadi kami cuma punya sejam untuk mengerjakan 40 soal mematikan yang ada. Dan hey, efeknya cukup dramatis.
Bukan, gak ada yang sampe pingsan ditempat atau jadi gila, tapi tingkat kesulitan soalnya itu lhooo bisa membunuh seekor semut (yaah, kan katanya yang daya otaknya paling buruk itu semut).
Jadi di menit" terakhir kami pun mulai kalang kabut. Diumpamakan keluar asap dari masing" kepala anak 9.4. Wah, mantab sekali sodara".
Dan akhirnya kita dikasih kelonggaran waktu. Ah, lega. Tapi semuanya masih panik.
Ehem, jadi gue pun selesai dengan cukup cepat. Seperti biasa, hanya beberapa soal yang bisa gue jawab (nambah dari tryout yang lalu, sih. Yah, lumayan, lah) dan sisanya? Gue mengandalkan insting gue yang seringkali menyesatkan untuk sisa soal. Apalagi waktu sudah mepet"nya, insting gue mulai buyar (alah). Dan gue juga bersenandung sangat amat kecil sekali banget lagu disini senang. Itu lho, yg liriknya 'disini senang, disana senang, dimana" hatiku senang'. Oh, lagu yang gaul sekali sodara".
Entah kenapa, kalo lagi buru" gue pasti mikirin tuh lagu. Mungkin karena temponya cepat kali, ya. Tapi gak cocok suasana, ya. Hmmm...
Beidewei, akhir" ini gue seneeng banget ngejahit. Dan yang paling sering gue bikin adalah boneka.
Yeah, some goddamn dolls.
Dan ciptaan terakhir gue, kelinci putih berpita leher dan frill model tuxedo yang agak gepeng, berencana gue berikan kepada guru b. Inggris gue yang pikirannya hampir selalu gak logis, pak Daniel. Tapi kok rasanya aneeh gitu, ya. Ah, sudahlah.
Hmm, sepertinya memang lebih enak blogging pake pc. Hmmm....
Wednesday, October 27, 2010
Saturday, October 2, 2010
Ketika Perang Melanda
Beberapa hari lalu ada perang heboh di kota gue. Dan detik ini gue ada di Samarinda, 'ngungsi' bareng nyokap en bule' gue. Tapi seharusnya perangnya udah selese, kok.
Hell, Tarakan langsung jadi terkenal gara" perang ini.
So, sebenernya ga ada alasan buat gue untuk ngungsi ke rumah kakak gue di Samarinda, tapi bokap gue maksa. Katanya, supaya dia gak mikirin kita waktu dia kerja.
Dan disinilah gue, di rumah kakak gue, dan hanya membawa baju pas pasan.
Hell, apa coba, ketika masih di alam mimpi, gak tau apa apa, tiba" pintu digedor dan kita disuruh nyiapin baju dan mandi. Pastilah kita shock.
Dan ketika gue keluar rumah, ada banyak orang tidung en bugis ikutan ngungsi ke rumah gue. Ya, rumah gue emang termasuk aman, karena di area rumah gue mayoritasnya bukan bugis ataupun tidung.
Tapi bokap gue dan banyaknya orang" yang ada di rumah gue memaksakan gue untuk pergi.
Ah, gue merasa pengecut. Dan siapa yang bakal ngasih makan Sum mun kalo bukan bule' atau gue?
Aih, udah malem. Dan batere hape gue sekarat.
Ciao!
Hell, Tarakan langsung jadi terkenal gara" perang ini.
So, sebenernya ga ada alasan buat gue untuk ngungsi ke rumah kakak gue di Samarinda, tapi bokap gue maksa. Katanya, supaya dia gak mikirin kita waktu dia kerja.
Dan disinilah gue, di rumah kakak gue, dan hanya membawa baju pas pasan.
Hell, apa coba, ketika masih di alam mimpi, gak tau apa apa, tiba" pintu digedor dan kita disuruh nyiapin baju dan mandi. Pastilah kita shock.
Dan ketika gue keluar rumah, ada banyak orang tidung en bugis ikutan ngungsi ke rumah gue. Ya, rumah gue emang termasuk aman, karena di area rumah gue mayoritasnya bukan bugis ataupun tidung.
Tapi bokap gue dan banyaknya orang" yang ada di rumah gue memaksakan gue untuk pergi.
Ah, gue merasa pengecut. Dan siapa yang bakal ngasih makan Sum mun kalo bukan bule' atau gue?
Aih, udah malem. Dan batere hape gue sekarat.
Ciao!
Subscribe to:
Posts (Atom)